Friday, October 22, 2010

State of mind

There were four letters that my friend said to me the moment I picked up her call. No. It didn't start with F and ended with K. It started with H and ended with P. H-E-L-P.
Katanya sang anak sudah membikin tekanan darah naik, kepala berdenyut-denyut, jantung berdebar kencang dan pikiran blank (mirip iklan obat sakit kepala amat!). Setiap emak2 pasti pernah mengalami hal ini dimana sang anak nampaknya hanya trouble maker seharian (Total nightmare!Ngebayanginnya aja dah bete).
Ditambah si emak kurang makan, kurang tidur, kurang istirahat dan kurang gizi karena sibuk ngurus anak dan rumah, wajar adakalanya emak2 merasa seperti beban dunia seluruhnya bersandar dipundaknya. Jadi saat anak bertingkah, persediaan kesabaran menipis, pikiran pun bisa menjadi blank. Tau2 si anak sudah dipukul, dicubit atau apapun bentuk kreasi hukuman yg diberikan tiap emak2.


Temen beta ini mengaku baru kali ini memukul anaknya di paha. Sampai berkali-kali pula agar puas kekesalan hati (kali mirip kaya kalau mau mites kecoa yang ngider2 di sudut kamar). Tak ingin sampai lupa diri, buru2 dia menelepon beta agar ada teman bicara yang bisa menjawab selain dengan "ma-ma-ma-ma".
Kenapa ga minta laki lu tuker jaga anak bentar? Biar pikiran fresh, begitu kata ane. Bayangin aja sumpeknya kita sbg ibu yg 24 jam nanganin anak mulu. Jangankan kita. Si anak jg bosen kali liat kita mulu.


Wuih mana bisa, jawabnya. Si suami banyak alasan dan ga mau kalau ditinggal jaga anak walau hanya sejam dua jam. Suaminya mirip cetakan jaman doeloe yg mengklasifikasikan pekerjaan perempuan ngurus rumah tangga dan anak sementara suami cuma perlu cari duit.
Padahal jaga anak itu capeknya minta ampun. 24 jam 7 hari non stop. Gak kayak kerja kantoran yg ada jam masuk dan jam pulang. Apalagi anak itu tidak datang dengan buku manual kayak kalau beli DVD player. (kebayang aja percakapannya : 'Hon, kalau mukanya kaya begini apa ya?' 'Oh, baca aja chapter 2 halaman 15 ttg ganti diaper')
Bukannya mau menggampangkan pekerjaan sang bapak, tapi kan it takes two to make a baby!? Idealnya pasangan itu musti saling take and give. Saling support saat yg satu membutuhkan. Dalam hal ini daku cukup beruntung punya hubby yg lumayan pengertian. Even though not perfect, he is the perfect match for me. Kalau dimintain tolong masih mau (walau rasanya kayak dikirim ke penjara). Contoh misalnya hari ini hubby masakkin soup khas bikinannya yg uenak banget (setelah beta mogok masak karena jenuh masak.hehhheehehehee).

Mantabbbbhhhh!!!

Yummm...musti sering-sering mogok masak neh.

-Rhea-